Sinergi Anak Perusahaan Jhonlin Group: Membangun Jalur Strategis Energi di Perbatasan Kaltim–Kalsel
Jhonlin Group kembali menunjukkan kekuatannya sebagai salah satu grup usaha terintegrasi terbesar di Indonesia melalui proyek besar yang saat ini tengah berjalan di wilayah perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Proyek ini merupakan pembangunan infrastruktur jalan hauling dan pelabuhan batu bara yang menjadi tulang punggung distribusi hasil tambang di kawasan tersebut.
๐ Lokasi Strategis dan Skala Proyek
Proyek ini membentang dari Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, hingga ke wilayah Tanjung, Provinsi Kalimantan Selatan. Jalan hauling yang dibangun memiliki panjang sekitar 100 km, menembus berbagai kontur alam seperti perbukitan, sungai, dan lahan gambut.
Proyek ini merupakan bagian dari upaya integrasi sistem pertambangan, logistik, dan ekspor energi yang dikelola langsung oleh anak-anak perusahaan Jhonlin Group.
๐ท Anak Perusahaan yang Terlibat
๐น PT DSP (PT Dua Samudera Perkasa)
 |
| Dokumentasi Pimpinan PT DSP |
Dipimpin oleh
Bapak Efgar Welmar Santos sebagai Direktur Utama, PT DSP bertanggung jawab penuh atas pembangunan pelabuhan batu bara serta pengelolaannya di masa mendatang.
Sebagai seorang profesional yang memiliki latar belakang di bidang keselamatan kerja (K3), Bapak Efgar menjadikan keselamatan sebagai prinsip utama dalam seluruh pelaksanaan proyek DSP.
- Juni 2023: PT DSP mulai membuka lahan pelabuhan.
- Untuk akomodasi tim di lapangan, pada saat pertama perintisan PT DSP di Support langung oleh Kapal pesiar J7 yang difungsikan sebagai:
- Tempat tinggal sementara
- Dapur umum dan area makan
- Fasilitas kerja dan istirahat
 |
| Dokumentasi team Infrastruktur PT DSP |
- November 2023: Pembangunan embung*dimulai
- Galian tanah embung digunakan untuk menimbun lahan nipah seluas ±60 hektar, yang nantinya akan menjadi pondasi pelabuhan.
๐น PT JB (Jhonlin Baratama)
Dikomandoi oleh Bapak Daud, PT JB menjadi ujung tombak dalam sektor pertambangan dan pembangunan jalan hauling dari Batu Engau ke Tanjung.
Tugas utama PT JB:
- Membuka perintisan Jalan Hauling
- Pembukaan lahan dan eksplorasi tambang
- Pengerjaan jalur hauling tambang
- Pengelolaan alat berat dan logistik tambang
๐น PT BBA (Batulicin Beton Aspal)
Dibawah kepemimpinan Bapak Yos, PT BBA bertanggung jawab atas pembangunan jalan hauling melalui pengecoran beton berkualitas tinggi.
Fokus pekerjaan:
- Pengecoran jalan sepanjang ±100 km
- Penyesuaian struktur dengan beban kendaraan hauling
- Menjamin ketahanan jangka panjang infrastruktur hauling
๐น PT LFN (Lintas Fortun Nusantara)
PT LFN berperan sebagai pihak yang akan *mengangkut batu bara dari tambang di Tanjung menuju pelabuhan Batu Engau.*
LFN akan:
- Mengoperasikan armada pengangkut batu bara
- Menjalankan manajemen distribusi hauling
- Terintegrasi dengan sistem conveyor loading pelabuhan DSP
๐ง Peran Subkontraktor Proyek
PT DSP menggandeng sejumlah kontraktor untuk mendukung kelengkapan infrastruktur pelabuhan:
- ✅ WRK (Wahana Rekayasa Konstruksi)
→ Membangun sistem Conveyor Loading yang akan memindahkan batu bara dari stockpile ke tongkang secara efisien
- ✅ WKM (Wahana Konstruksi Mandiri)
→ Membangun Mess dan Office untuk mendukung kehidupan dan administrasi karyawan DSP di lapangan
- ✅ Venturindo
→ Bertanggung jawab membangun Power Plant, penyedia energi untuk pelabuhan, kantor, dan hunian operasional, serta menjalankan Mesin Conveyor Loading
๐ฑ Visi Jangka Panjang dan Dampak Strategis
✅ Membentuk jalur distribusi energi terintegrasi dari tambang hingga pelabuhan
✅ Meningkatkan efisiensi logistik batu bara untuk ekspor
✅ Membuka lapangan kerja di dua provinsi
✅ Menumbuhkan ekonomi lokal dan mendorong transformasi wilayah perbatasan menjadi pusat industri
๐ Penutup
Proyek pembangunan jalan hauling dan pelabuhan oleh Jhonlin Group bukan hanya proyek infrastruktur biasa — melainkan tonggak integrasi industri pertambangan modern. Dengan kolaborasi solid antar anak perusahaan dan pimpinan yang visioner, proyek ini menjadi role model pembangunan sektor energi di Indonesia.
Dengan dukungan pemimpin seperti Bapak Efgar Welmar Santos, Bapak Daud, dan Bapak Yos, serta sinergi PT LFN dan subkontraktor seperti WRK, WKM, dan Venturindo — proyek ini membuktikan bahwa pembangunan kelas dunia bisa dilakukan oleh anak bangsa secara profesional.
Jalan ini bukan hanya membelah hutan, tapi juga membuka masa depan industri energi Indonesia.
Komentar
Posting Komentar